MotoGP -- Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, dituduh melakukan kecurangan saat menjadi juara di MotoGP Jerman, Minggu (17/7/2017).
Dalam balapan yang berlangsung di Sachsenring, Marquez sempat tercecer ke posisi belakang karena keluar lintasan. Namun, pebalap asal Spanyol itu bersama timnya berhasil melakukan strategi pit stop yang benar, dengan melakukan pergantian motor lebih awal ketika lintasan mulai kering.
Juara dunia MotoGP dua kali itu pun sukses menyalip beberapa pebalap di depannya dan akhirnya memimpin balapan. Para pembalap yang berada di barisan terdepan sebelumnya, baru mengganti motor kala balapan tinggal menyisakan lima lap.
Tudingan muncul setelah beredar gambar yang memperlihatkan tim Marquez melakukan pelanggaran di pit stop. Ketika akan mengganti motor, terlihat salah satu kru timnya, mekanis Jordi Castella, menekan tuas kopling motor RC213V yang akan dipakainya.
Begitu balapan berakhir, Aldridge mengunjungi garasi HRC dan meminta data telemetri dari motor yang digunakan Marquez.
Dalam video tersebut, Castella tidak menekan kopling, tapi hanya memegangnya. Memegang kopling tidaklah termasuk ilegal.
Kemenangan Marquez pun dinilai sah dan masalah ini dinyatakan selesai atau ditutup.*
Dalam balapan yang berlangsung di Sachsenring, Marquez sempat tercecer ke posisi belakang karena keluar lintasan. Namun, pebalap asal Spanyol itu bersama timnya berhasil melakukan strategi pit stop yang benar, dengan melakukan pergantian motor lebih awal ketika lintasan mulai kering.
Juara dunia MotoGP dua kali itu pun sukses menyalip beberapa pebalap di depannya dan akhirnya memimpin balapan. Para pembalap yang berada di barisan terdepan sebelumnya, baru mengganti motor kala balapan tinggal menyisakan lima lap.
Tudingan muncul setelah beredar gambar yang memperlihatkan tim Marquez melakukan pelanggaran di pit stop. Ketika akan mengganti motor, terlihat salah satu kru timnya, mekanis Jordi Castella, menekan tuas kopling motor RC213V yang akan dipakainya.
Dengan ditekan tuas kopling itu, maka Marquez disebut tinggal meluncur mulus melanjutkan balapan tanpa kerepotan memasukkan gigi terlebih dahulu. Sebab, peraturan menyatakan bila motor kedua harus dalam keadaan gigi netral.
Menurut aturan, yang harus menekan tuas kopling dan memasukkan gigi motor tersebut bukan tim, tapi pebalap, ini demi keselamatan di area pitlane.
Menurut aturan, yang harus menekan tuas kopling dan memasukkan gigi motor tersebut bukan tim, tapi pebalap, ini demi keselamatan di area pitlane.
Namun demikian, Race Direction GP Jerman, Mike Webb, menilai yang dilakukan Marquez dan timnya tetap sah dengan beberapa alasan.
"Mereka mengatakan ‘kami memegang tuas kopling sehingga ia (Marquez) bisa melompat ke motor dan tinggal memasukkan gigi ketika meluncur.’ Jadi motor dalam keadaan netral, saat tiba dan mereka dengan tepat melakukan perintah yang saya minta yakni pembalap yang memasukkan gigi motor," kata Webb, dilansir Crash.
"Saya bertanya Danny Aldridge (Direktur Teknis) untuk memeriksa data dan ia mengonfirmasi motor memang dalam keadaan netral. Jadi saya senang pergantian motor itu tidak ada yang salah, mereka tahu apa yang dilakukan dan tahu aturan," sambungnya.
"Setelah melihat kasus di atas, saya sedang mempertimbangkan untuk melihat peraturan lagi dan merapikannya. Sehingga secara efektif akan menegaskan ‘tidak boleh memegang kopling’," ujarnya.
Direktur Teknis IRTA, Danny Aldridge, meminta HRC menyerahkan data untuk mengkonfirmasi jika langkah tersebut termasuk tindakan legal mengikuti perubahan aturan.
"Mereka mengatakan ‘kami memegang tuas kopling sehingga ia (Marquez) bisa melompat ke motor dan tinggal memasukkan gigi ketika meluncur.’ Jadi motor dalam keadaan netral, saat tiba dan mereka dengan tepat melakukan perintah yang saya minta yakni pembalap yang memasukkan gigi motor," kata Webb, dilansir Crash.
"Saya bertanya Danny Aldridge (Direktur Teknis) untuk memeriksa data dan ia mengonfirmasi motor memang dalam keadaan netral. Jadi saya senang pergantian motor itu tidak ada yang salah, mereka tahu apa yang dilakukan dan tahu aturan," sambungnya.
Akan tetapi, Webb mengakui bila kasus ini menjadi pembelajaran berharga bagi MotoGP. Dia berjanji akan membenahi peraturan terkait untuk menegaskan tidak ada mekanik yang menekan kopling motor.
"Setelah melihat kasus di atas, saya sedang mempertimbangkan untuk melihat peraturan lagi dan merapikannya. Sehingga secara efektif akan menegaskan ‘tidak boleh memegang kopling’," ujarnya.
Direktur Teknis IRTA, Danny Aldridge, meminta HRC menyerahkan data untuk mengkonfirmasi jika langkah tersebut termasuk tindakan legal mengikuti perubahan aturan.
Begitu balapan berakhir, Aldridge mengunjungi garasi HRC dan meminta data telemetri dari motor yang digunakan Marquez.
Dalam video tersebut, Castella tidak menekan kopling, tapi hanya memegangnya. Memegang kopling tidaklah termasuk ilegal.
Kemenangan Marquez pun dinilai sah dan masalah ini dinyatakan selesai atau ditutup.*