LAGA Manchester United vs FC Basel di Liga Champions yang berakhir dengan skor 3-0 buat kemenangan United menyisakan masalah.
Mereka berpendapat lirik lagu yang berisi ukuran penis penyerang Timnas Belgia itu "menghina dan diskriminatif'".
Seorang guru besar psikologi terkait perilaku massa dari Keele University, Clifford Stott, mengatakan kepada Radio BBC, para pendukung sepakbola selalu membuat pekik dukungan dan kadang menabrak batas-batas.
"Ini adalah salah satu contoh saja. Saya menduga akan dengan cepat menghilang," katanya.
Ini bunyi Lagu Fans United untuk Romelu Lukaku yang dinilai rasis:
"Romelu Lukaku, he's our Belgian scoring genius with a 24 inch penis, scoring all our goals, bell**d by his toes"
(Romelu Lukaku, dia jenius pencetak gol Belgia kami dengan penis 24 inci, mencetak semua gol kami, ujungnya sampai ke kaki).
Lukaku sejatinya menjadi idola baru United. Enam laga sudah dilakoni Lukaku di Premier League dan Liga Champions, enam gol pula sudah disarangkannya.
Lagu yang dimaksud sebenarnya sudah mulai dinyanyikan sejak pertama kali Lukaku tampil secara resmi berseragam United, tetapi baru pada Kamis (14/9) dini hari WIB lalu, pada laga Liga Champions melawan Basel di Old Trafford, lagu tersebut betul-betul tersebar luas di media massa.
Dengan meminjam nada dari lagu The Stone Roses yang berjudul Made of Stone, para suporter itu memuja habis sang penyerang baru, namun liriknya dinilai rasis. (bbc/mirror).*
Bukan sanksi atau pemain cedera, tapi masalah lirik lagu yang dinyanyikan fans MU di Old Trafford untuk Romelu Lukaku yang dinilai rasis.
Dilansir BBC, lembaga pegiat antidiskriminasi di Inggris, Kick It Out, meminta Manchester United mendesak para penggemar untuk tidak menyanyikan pekik Romelu Lukaku karena dianggap 'rasis'.
Dilansir BBC, lembaga pegiat antidiskriminasi di Inggris, Kick It Out, meminta Manchester United mendesak para penggemar untuk tidak menyanyikan pekik Romelu Lukaku karena dianggap 'rasis'.
Mereka berpendapat lirik lagu yang berisi ukuran penis penyerang Timnas Belgia itu "menghina dan diskriminatif'".
Seorang guru besar psikologi terkait perilaku massa dari Keele University, Clifford Stott, mengatakan kepada Radio BBC, para pendukung sepakbola selalu membuat pekik dukungan dan kadang menabrak batas-batas.
"Ini adalah salah satu contoh saja. Saya menduga akan dengan cepat menghilang," katanya.
Ini bunyi Lagu Fans United untuk Romelu Lukaku yang dinilai rasis:
"Romelu Lukaku, he's our Belgian scoring genius with a 24 inch penis, scoring all our goals, bell**d by his toes"
(Romelu Lukaku, dia jenius pencetak gol Belgia kami dengan penis 24 inci, mencetak semua gol kami, ujungnya sampai ke kaki).
Video Lagu Fans United untuk Romelu Lukaku
Lukaku sejatinya menjadi idola baru United. Enam laga sudah dilakoni Lukaku di Premier League dan Liga Champions, enam gol pula sudah disarangkannya.
Lagu yang dimaksud sebenarnya sudah mulai dinyanyikan sejak pertama kali Lukaku tampil secara resmi berseragam United, tetapi baru pada Kamis (14/9) dini hari WIB lalu, pada laga Liga Champions melawan Basel di Old Trafford, lagu tersebut betul-betul tersebar luas di media massa.
Dengan meminjam nada dari lagu The Stone Roses yang berjudul Made of Stone, para suporter itu memuja habis sang penyerang baru, namun liriknya dinilai rasis. (bbc/mirror).*