Hubungan Rossi-Vinales Mulai Memanas di Movistar Yamaha MotoGP

Hubungan Rossi-Vinales Mulai Memanas di Movistar Yamaha MotoGP
MotoGP -- Hubungan duo pabalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales, mulai memanas.

Hingga seri keenam di Catalunya atau menjelang seri ke-8 di Assen Belanda 25 Juni 2017, Vinales masih memimpin klasemen. Rossi turun ke posisi lima.

Rossi mulai merasa dibedakan oleh Yamaha. Dilansir Tuttomotoriweb, Tim Yamaha Factory Racing melakukan perbaikan pada motor YZR-M1 2017 yang ditunggani Rossi dan Vinales.
Vinales merasakan sensasi yang berbeda dengan tambahan suku cadang baru di M1, meski dipastikan belum bisa semuanya dipenuhi oleh Yamaha. 

Namun, Rossi mengemukakan adanya kemungkinan divisi pengembangan motor yang berbeda di tim Yamaha untuk dirinya dan Vinales.

Menurut media di Italia, Rossi dengan Vinales berbeda pendapat soal sejumlah suku cadang baru yang ditambahkan ke M1 di tes Catalunya. 

"Saya tidak tahu apakah nantinya akan ada perbedaan divisi (pengembangan M1). Karena Maverick tidak memiliki banyak keluhan dengan motor ini,” ujar Rossi.

"Meski pada akhirnya, ia (Vinales) memiliki lebih banyak poin (ketimbang saya), tapi ia tidak memiliki memori historis bersama Yamaha, ia datang dari Suzuki. Saya berbicara dari sudut pandang saya, yang datang dengan cerita berbeda,” jelas The Doctor.

"Tim yang berhasil membangun motor yang mampu bekerja bagus dengan ban akan memenangkan kejuaraan,” jelas Rossi.

Sebelumnya, hubungan Rossi dan Vinales sudah diprediksi akan memanas layaknya hubungan Rossi dengan Lorenzo pada dua tahun terakhir. 

Mantan pembalap MotoGP, Giancomo Agostini, memprediksi Rossi-Vinales bakal memiliki hubungan tidak harmonis akibat persaingan perburun gelar juara MotoGP musim ini.

"Tentu akan terdapat sebuah masalah apabila Maverick mulai menyamai level Vale di Tim Yamaha dalam beberapa tahun ke depan. Jika tim Anda mempunyai dua pembalap berkualitas, maka mereka takkan pernah menjadi teman,” ucap Agostini.

“Ini mustahil, karena hanya ada satu piala dan semua orang menginginkannya. Takkan ada yang mau meminta maaf dan berkata ‘maaf, kau boleh menyalip saya’. Tidak, kata 'maaf' tak akan pernah ada dalam kamus mereka, meski rasa hormat sangatlah penting,” tuntasnya.*

Previous Post Next Post